Nabi Muhammad Sollallahu ‘alaihi wasallam adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi Muhammad lahir dari keluarga yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya bernama Aminah binti Qahab dari Bani Zuhrah. Tahun kelahiran Nabi dikenal dengan nama Tahun Gajah, karena pada waktu itu pasukan raja Abrahah gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerbu Makkah untuk menghancukan ka’bah.
Nabi Muhammad
lahir dalam keadaan yatim, Ayahnya meninggal setelah tiga bulan menikahi
aminah. Kemudian ia diserahkan kepada Ibu asuh yaitu Halimah Sa’diyah yang
diasuh selama empat tahun, kemudian diasuh oleh aminah selama dua tahun. Usia 6
tahun Nabi Muhammad menjadi yatim piatu. Sepeninggal ibunya, ia diasuh oleh kakeknya
yang bernama Abdul Muthalib. Dua tahun kemudian kakeknya meninggal dunia karena
renta. Tanggung jawab berpindah ke pamannya yakni Abu Thalib.
Di
usia muda, Nabi Muhammad adalah seorang penggembala kambing. Melalui kegiatan
ini Nabi sering merenung. Pemikiran dan perenungan ini membuatnya jauh dari
segala pemikiran hawa nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari berbagai macam
noda yang dapat merusak namanya, karena itu sejak muda ia dijuluki al-amin
(orang yang terpercaya).
Pada
usia 12 tahun pertama kali, Muhammad ikut kafilah dagang ke Syiria (Syam) yang
dipimpin oleh Abu Thalib. Dalam perjalanan di Bushra (selatan Syiria), ia
bertemu dengan pendeta Kristen bernama Bukhaira. Pendeta ini melihat
tanda-tanda kenabian pada Muhammad. di usia 25, Nabi Muhammad berangkat ke syiria
membawa barang dagangan Khadijah. Dalam perdagangan ini Nabi Muhammad memperoleh
laba yang besar, Khadijah kemudian melamarnya dan menikah. Saat itu usia
Muhammad 25 sedangkan Khadijah 40 tahun. Khadijah adalah wanita pertama yang
masuk islam dan banyak membantu nabi dalam menyebarkan Islam. Dalam
pernikahannya, Nabi dikaruniai enam orang anak, dua putra dan empat putri
(Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah). Kedua putranya
meninggal waktu kecil. Nabi Muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah
meninggal di usia 50 tahun.
Peristiwa
penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Nabi Muhammad terjadi pada saat usia 35
tahun. Waktu itu bangunan ka’bah rusak berat. Perbaikan ka’bah dilakukan
ssecara gotog royong. Para penduduk mekah membantu pekerjaan itu dengan
sukarela. Terjadilah perselisihan diantara pemimpin kaum Quraisy untuk
meletakkan hajar Aswad di tempatnya semula. Setiap suku merasa berhak melakukan
tugas terakhir dan terhormat itu. Namun akhirnya mereka sepakat bahwa orang
yang pertama masuk ke ka’bah melalui pintu Shafa akan dijadikan hakim untuk
memutuskan perkara tersebut. Orang tersbut adalah Nabi Muhammad kemudian
ditunjuk sebagai hakim. Nabi membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di
tengah-tengah. Lalu beliau meminta seluruh kepala suku untuk memegang tepi kain
dan mengangkatnya bersama-sama. Setelah sampai pada ketinggian tertentu, Nabi
meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Dengan demikian ada pelajaran yang
dapat kita ambil, perselisihan dapat diselesaikan dengan bijaksana dan semua
kepala suku merasa puas dengan penyelesaian seperti itu.
sumber : buku Sejarah Peradaban Islam (Dr. Badri Yatim, M.A)