Nano Teknologi

23.04.00


ﺑﺴﻢﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ

pic by

Apa itu nanoteknologi?

Istilah “nano” berasal dari bahasa Yunani yang berarti kecil/kerdil. Sesuai dengan namanya, nanoteknologi adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengontrol zat, material dan sistem pada skala nanometer, sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum pernah ada. Ukuran 1 nanometer adalah 1 per satu milyar meter (0,000000001 m) yang berarti 50.000 kali lebih kecil dari ukuran rambut manusia.

Konsep utama nanoteknologi

Dengan membuat zat hingga berukuran sangat kecil, sifat dan fungsi zat tersebut bisa diubah sesuai dengan yang diinginkan. Semua benda yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari tersusun dari atom-atom berukuran nano. Bahkan makhluk hidup, termasuk manusia, juga tersusun dari atom-atom. Karakteristik/sifat dari semua benda itu sangat bergantung pada susunan atom-atomnya. Sehingga, sedikit saja susunan struktur atomnya diubah, karakteristik suatu benda bisa berubah drastis. Inilah konsep utama dalam nanoteknologi.

Sejarah nano teknologi

Pertama kali konsep nanoteknologi diperkenalkan oleh Richard Feynman pada sebuah pidatoilmiah yang diselenggarakan oleh American PhysicalSociety di Caltech (California Institute of Technology) 29 Desember 1959 dengan judul “There‟s Plenty of Room at the Bottom”. Richard Feynman adalah seorang ahli Fisika dan pada tahun 1965 memenangkan hadiah nobel dalam bidang fisika. Istilah Nanoteknologi pertama kali diresmikan oleh Prof Norio Taniguchi dariTokyo Science University tahun 1974 dalam makalahnya yang berjudul “On Basic Concept of „Nano Technology‟,” Proc. Intl Conf. Prod. Eng. Tokyo, Part II, Japan Society of PrecisionEngineering 1974. Pada tahun 1980-an definisi Nanoteknologi dieksplorasi lebih jauh lagi olehDr. Eric Drexler melalui buku yang berjudul “Engines of Creation: The Coming Era of Nanotechnology”.

Manfaat Nano Teknologi

Dengan teknologi nano, dewasa ini dapat dibuat berbagai material yang samasekali baru. Misalnya perekat yang bisa menempel layaknya kaki tokek. Atau sebaliknya, lapisan yang bersifat seperti daun keladi, yang bahkan dapat mencegah menempelnnya madu. Juga lensa kacamata yang tidak bisa kotor atau bisa menepis menempelnya uap air. Sementara di bidang kedokteran, teknologi nano menjanjikan sejumlah kemungkinan terapi baru. Disamping berbagai keunggulannya, para pakar teknologi kini juga mempertanyakan dampak sampingan berbahaya dari teknologi nano.

Bahaya Nano Teknologi

Teknologi nano terapan yang kini sudah dipasarkan, kebanyakan berupa lapisan yang terikat erat pada permukaan materialnya. Teknik semacam ini tidak terlalu mencemaskan para pengawas dari lembaga federal Jerman untuk perlindungan kerja dan kedokteran kerja. Berbeda halnya jika partikel nano itu berbentuk debu atau terlarut dalam cairan

Debu amat halus terutama membahayakan kesehatan manusia, karena dapat masuk hingga ke saluran pernafasan terbawah bahkan sampai ke gelembung paru-paru. Pakar toksikologi dari lembaga federal Jerman untuk perlindungan kerja dan kedokteran kerja, Thomas Gebel menjelaskan, partikel debu yang berukuran relatif besar, biasanya dapat disaring dan disingkirkan oleh bulu-bulu halus di saluran pernafasan bagian atas. Akan bagian saluran pernafasan bawah tidak memiliki bulu halus semacam itu.


Contoh penerapan Nano Teknologi
Melalui Nano technology, seseorang bisa merubah warna cat rumah sesuai dengan keinginnanya, dinding menjadi tidak mudah tergores, sebab dinding tembok tertutup rapat oleh nano paritikel. Suatu saat untuk membersihkan jendela di gedung-gedung bertingkat tidak lagi diperlukan air, kaca cukup terkena matahari maka akan terjadi proses self cleaning. Begitu juga dengan ubin, lantai melalui Nano Technology, ubin bisa berganti warna sesuai dengan keinginan si pemilik.


Salah satu contoh dari penerapan nanoteknologi dalam sistem komunikasi adalah sistem komunikasi serat optik. Dengan adanya teknologi ini, pengiriman data tentunya akan jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakan kabel biasa. Memang di Indonesia pada saat ini penggunaan fiber optik masih dalam skala korporat dan belum sampai skala rumahan. Sedangkan di negara-negara maju telah tersedia jasa fiber-to-the home(FTH) dimana data disalurkan memalui saluran serat optik ke rumah-rumah tangga. Dengan harga sekitar $50-$80/bulan, rumah tangga di Jepang dapat mengakses sampai dengan 100 Mbit/detik.

Contoh hasil dari nanoteknologi dibidang kesehatan adalah robot-robot mungil yang bisa berkeliaran dalam tubuh kita untuk membunuh virus-virus yang menyebabkan penyakit dan membersihkan saluran darah yang tersumbat. Wuiihh…hebaat…!!! Dengan nanoteknologi, kita bahkan bisa membuat pesawat ruang angkasa dari bahan komposit yang sangat ringan tetapi memiliki kekuatan seperti baja. Kita juga bisa memproduksi mobil yang beratnya hanya 50 kilogram. Dan masih banyak lagi contoh-contoh keren lainnya yang telah dihasilkan berkat nanoteknologi ini.

Peran teknologi nano dalam pengembangan teknologi informasi (IT, information technology), sudah tidak diragukan lagi. Bertambahnya kecepatan komputer dari waktu ke waktu, meningkatnya kapasitas hardisk dan memori, semakin kecil dan bertambahnya fungsi telepon genggam, adalah contoh-contoh kongkrit produk teknologi nano di bidang IT. Dalam tulisan ini akan dipaparkan kontribusi teknologi nano pada pengembangan IT secara garis besar, yang sampai saat ini dapat dibagi menjadi tiga.


Pertama, penambahan kepadatan jumlah divais. Gambaran mudahnya, bila ukuran satu buah transistor bisa dibuat lebih kecil maka kepadatan jumlah transistor pada ukuran chip yang sama secara otomatis akan menjadi lebih besar. Dalam pembuatan LSI (large scale integrated), sedapat mungkin jumlah transistor dalam satu chip bisa diperbanyak.


Sebagai contoh, tahun 2005, INTEL berhasil meluncurkan 70 Megabit SRAM (static random access memory) yang dibuat dengan teknologi nano proses tipe 65 nanometer (nm). Pada produk baru ini, di dalam satuchip berisi lebih dari 500 juta buah transistor, dimana lebih maju dibanding teknologi processor tipe 90 nm yang dalam satu chipnya berisi kurang lebih 200 juta transistor. Diperkirakan ke depannya, sejalan dengan terus majunya teknologi nano, ukuran transistor terus akan mengecil sesuai dengan hukum Moore dan processor tipe 45 nm akan masuk pasar tahun 2007, dan selanjutnya tahun 2009 akan diluncurkan processor 32 nm.

Kedua, memungkinkannya aplikasi efek kuantum. Ukuran material jika mencapai satuan nanometer, maka secara otomatis akan muncul fenomena-fenomena baru dalam fisika kuantum yang tidak dijumpai pada fenomena fisika klasik, yaitu efek kuantum. Fenomena unik ini menjadi perhatian yang besar bagi ilmuan sekarang untuk diaplikasikan dalam teknologi elektronika saat ini.

Penggunaan efek kuantum sendiri dalam divais bermacam-macam. Salah satunya adalah divais elektronika yang menggunakan struktur kecil kuantum dot maupun superlatis. Pada divais dengan struktur superlatis inilah yang diproyeksikan bisa dipakai dalam aplikasi divais dengan kecepatan tinggi. Contoh divais dari jenis ini yang sudah diproduksi adalah HEMT (High Electron Mobility Transistor) yang biasa dipakai pada sistem pemancar satelit.

Ketiga, penambahan fungsi baru pada sistem yang sudah ada. Yang dimaksud adalah bukan sebatas membuat material sama dalam ukuran kecil sehingga kepadatannya semakin besar, tetapi lebih pada titik tekan lahirnya fungsi baru ketika atom atau molekul yang berbeda jenis disusun dalam suatu sistem divais.

Sebagai contoh, pembuatan mata buatan yang mempunyai fungsi menangkap cahaya, kemudian sekaligus mentransfer cahaya tersebut menjadi informasi dan kemudian mengolahnya, itu akan lebih mudah dilakukan dengan peran teknologi nano. Bahkan dengan teknologi nano, diharapkan ke depan intelejensi sensor buatan bisa dibuat dengan sensitifitas mendekati apa yang dimiliki manusia. komentar:









sumber :

http://www.engineeringtown.com/kids/index.php/kamu-harus-tahu/252-apa-itu-nanoteknologi
http://www.scribd.com/doc/135110890/Sejarah-Nanoteknologi https://www.facebook.com/SdnCibarusahKota02/posts/396585780428405http://elektronikafisika.blogspot.com/2012/08/peran-dan-perkembangan-nanoteknologi.html
http://www.dw.de/keunggulan-dan-bahaya-teknologi-nano/a-15272273





You Might Also Like

0 komentar

teman

QUOTE OF THE DAY

Jatuh untuk bangkit