You never look @ me

09.34.00

 ﺑﺴﻢﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ




Cinta itu memang indah, dan jatuh cinta itu pun berjuta  rasanya yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Baru kali ini aku merasakannya. Sejak aku menemukan sebuah buku catatan. Catatanmu satu tahun yang lalu kamu menuliskannya bahwa kamu memiliki rasa yang istimewa terhadapku. Semenjak itu aku merasakan hal yang sama seperti apa yang kamu tulis dalam catatan usangmu. setiap malam aku merindukanmu. Merindukan all about of you, dan selalu begadang demi menunggu facebook message mu. ketika kamu mengirimkan message kepadaku….

“hai”
“hai juga” kataku
“udah malem, mengapa belum tidur?”
“belum bisa tidur  hhe”, dalam hati aku berkata , lagi nungguin fb message mu loh
“kenapa ga bisa tidur?”
“gara-gara nonton film nih”, dalam hati ingin berkata, ini gara-gara merindukanmu 

Sebenarnya aku ingin menanyakan catatanmu yang kamu tulis setahun yang lalu itu, apakah perasaanmu masih sama seperti sekarang? Atau kah kamu telah manghapus semuanya karena kamu terlalu lemah untuk mengatakannya kepadaku bahwa kamu memang memiliki rasa itu?. Namun aku kelu, setiap ingin menanyakannya kepadamu jemari ini berhenti mengeluarkan kata-kata. Berhari-hari aku menderita penyakit yang bernama rindu.

         Di sekolah, sekarang aku menjadi sedikit aneh denganmu, biasanya aku yang selalu cerewet, sering berkicau ketika kamu baru melontarkan dua atau lima kata. Biasanya aku yang paling berisik di antara kita berdua. Dan aku sekarang memilih menjadi seorang yang pendiam, sampai kamu bertanya
“kamu kok aneh akhir-akhir ini”
“aneh kenapa?”
“kamu dingin, kamu lebih pendiam sekarang”
“mmm, enggak kok, mungkin Cuma perasaanmu saja”

Sebenarnya kamu benar, aku menjadi lebih pendiam sekarang. Aku terlihat seperti memendam sesuatu yang Aku sendiri tak ingin menyimpannya sendiri. aku takut ketika aku menanyakan catatanmu itu, nantinya aku malah menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapanku. Tapi ini tak baik bagiku jika terus menyimpannya. Hal ini akan menambah beban pikiranku Jika  aku biarkan terus menerus.

Bel sekolah berbunyi, pertanda jam istirahat tiba. Aku masih tetap duduk menatap ke jendela, sebenarnya tidak ada yang aku lihat aku hanya menatap kosong ke kaca jendela.
“ke kantin yuk”
“nanti saja, aku lagi malas makan”
“biasanya kamu yang sering ngingetin aku buat makan, kalo kamu ada masalah cerita dong ke aku”
“enggak ada kok aku lagi pengen sendiri saja”

Kamu pergi, aku merasa begitu lemah dan bodoh untuk mengatakan yang sesungguhnya. Aku begitu pengecut mengkui apa yang aku rasakan sekarang. Aku butuh seseorang untuk mendengarkan ceritaku.  Mungkin saja bisa membantuku menyelesaikan permasalahan ini. Nanti malam aku harus menceritakan semuanya ke nina.  
                Pulang sekolah aku berjalan gontai menuju rumah, ternyata cinta itu luar biasa, bisa membuat seseorang berubah sangat drastis. Bisa membuat seseorang Kehilangan nafsu makan, kehilangan semangat buat belajar(apalagi ngerjain tugas), kehilangan kata-kata ketika berhadapan denganmu, dan sering  begadang sampai malam. inginnya ya Cuma kamu, kamu dan kamu. Bisa dikatakan kondisiku seperti sekarang ini adalah kegalauan.

                Malam itu juga aku menceritakan semuanya ke nina. Aku memutuskan untuk mengembalikan buku catatannya besok pagi, karena jika aku mengatakannya langsung aku akan tetap kelu. Tentu saja aku menuliskan sesuatu di bawah catatan itu dan berharap dia membacanya.

Esoknya di sekolah, aku langsung mengembalikan catatannya. Kebetulan di kelas baru ada kita berdua
“kamu masih ingat ga, kalo kamu pernah minjemin aku buku?”
“mmm kayaknya enggak deh”
“cowok itu itu memang pelupa yah” aku menimpuk kepalanya dengan buku catatan itu “nih aku kembalikan bukumu”
“pantesan aku cari-cari gak ada nih buku, ternyata kamu pelakunya :D, emm btw kamu kok ceria banget pagi ini”
#Duh, gimana ga bahagia, sebentar lagi kamu akan tau isi hatiku.

Skip sekolah 

Di kamar menunggu pm facebook sambil gulang-guling di kasur kemudian menatap langit-langit kamar. Di baca enggak ya sama dia, aduh aku deg-degan nih. Dari tadi kok ga ada kabar dari dia.

Cling,,, terdengar suara pemberitahuan pm facebok, dan aku langsung loncat menuju meja belajarku. “15 manit lagi aku ke rumahmu, kamu dandan yang paling cantik ya, aku mau bawa kamu ke suatu tempat titik dua kurung tutup”.

Aku memakai baju warna kesukaanya. Katanya sih laki-laki itu suka sama cewek kalo dia pake baju sesuai dengan warna kesukaannya. Senyum lima jari di depan kaca dan berkata pada diri sendiri “semangat cantik, sebentar lagi ada pangeran yang akan menjemputmu dan akan mengantarkanmu ke istananya J” aku bergegas lari dan ternyata dia sudah ada di depan pitu. Aku tersentum padanya 2x lipat dari senyumku yang tadi. 

“kamu terlambat 2 menit tuan putri” ucapnya, sambil menarik hidungku
Dia berkata lagi “kamu cantik sekali malam ini :)
Dia membukakan pintu mobil untukku, kemudian memegang tanganku mengarah ke pintu mobil “silahkan masuk tuan putri”

Aku benar-benar bagaikan tuan putri malam ini dan dia benar-benar seperti pangeran yang cool abis dah. Aku Cuma bisa cengar-cengir sendiri sambil menikmati malam yang indah ini. Oh kayak jadi begini rasanya jatuh cinta itu. Seperti terbang kea wan pake paralayang.
--------------------
Mobil berhenti di suatu tempat yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya.  Sebuah restaurant sederhana di alam terbuka dengan danau di depannya dan kita bisa melihat bintang dengan jelas. Oh ini yang disebut bukit bintang? Aku beranya-tanya dalam hati.
“kamu mau pesen apa?”
Aku tersadar dari alam lamunanku
“tadi kamu ngomong apa?”
“tuan putri mau pesan apa?”
Duh seluruh badanku jadi pink “emmm sama kayak kamu aja deh”
“yakin? ”
“yakin ” 

Kita di sini Cuma diem-diem an, aku kira dia mau ngomong sesuatu ke aku., aku kira dia mau berenang ke danau dan mencari harta karun terus diberikan padaku, Aku kira dia mau lompat dari atep restaurant terus bilang kalo dia mencintai aku. aku kira,,,, 

Dan pesanan pun datang. Suasana semakin krik-krik. Duh ayo dong ngomong sesuatu, batinku berkata.
Tiba-tiba….
“aku mau ngomong sesuatu, boleh?”
“mmm boleh kok..” deg-degan
“sebenarnya aku sudah lama ingin mengatakan ini”
“katakana saja, aku akan mendengarkannya secara seksama tambah deg-degan
“aku besok mau pergi”
pergi kemana?” mataku mulai berkaca-kaca
“jerman”

Aku lemas, kenapa harus sekarang? Kenapa harus ke jerman?
“papa dan mama ku pindah kerja ke Jerman, jadi aku sebagai anak satu-satunya harus ikut tinggal di sana”
Tak tertahan lagi butir-butir air mata menghujani pipi. Aku lemas, aku seperti baru saja terjatuh dari lantai 15. Aaaaaa sakittt banget. 

“karena kamu sebagai teman terdekatku aku ingin menghabiskan malam terakhir ku di sini bersamamu”
Apa? Teman? Jadi kamu belum membaca catatanmu tadi?  Aku semakin sedih. Aku belum bisa terima kenyataan pahit ini. Kalo kamu pergi aku ga bisa lihat seyummu lagi, ga  ada lagi yang menghiburku ketika aku sedang sedih, ga ada lagi yang melindungiku dari mafia-mafia jahat. Ga ada lagi… ga ada lagi,…. Tangisku semakin deras. Aku seperti orang yang sedang patah hati.
Malam ini berlalu dengan tidak mulus, aku menangis tiada henti. Seperti anak kecil umur 5 tahun yang ga keturutan minta dibelikan mainan sama ibuk. 

Dia mengusap air mataku dan meletakkan kepalaku di pundaknya. “sudah lah jangan menangis, nanti aku akan kembali ke sini lagi Jaku janji, you are my best friend” dia mengajakku membuat simpul jari kelingking. Aku mengikutinya, aku pura-pura tersenyum dibalik reruntuhan kepingan hati.

Hmmm ya sudah lah. Mungkin ini memang waktunya kita untuk tidak bertemu untuk beberapa waktu. Terkadang apa yang kita harapkan belum bisa terealisasi. Yakin saja dengan scenario Tuhan. Dia sedang mempersiapkan sesatu yang lebih indah dari ini. 

Aku menulis di catatan onlineku 
Seperti ini :
kita selalu berdua, makan berdua, jalan-jalan berdua, sampai di sekolah pun kita sering duduk berdua. Kita selalu bersama, yah bisa dibilang kita memiliki hubungan dekat. Yang sering membuat kita selalu bersama itu kita sebut cinta, cinta sebatas sahabat. Aku pernah mendengar kutipan dalam sebuah film, “cinta itu seperti gunung, semakin tinggi semakin banyak rintngan untuk mencapai puncak, namun setelah kita mencapai puncak maka kita akan dapat menikmati keindahannya”.  Aku sudah mendaki dan hampir saja sampai di puncak, karena terhalang hujan dan tanah longsor akhirnya aku turun lagi ke bawah dan tertunda untuk menikmati keindahan puncak gunung itu.
Semoga kita dipertemukan kembali J



You Might Also Like

1 komentar

teman

QUOTE OF THE DAY

Jatuh untuk bangkit