Belajar Dari Pohon Kelapa

16.13.00

ﺑﺴﻢﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ



1. Pelajaran Pertama
Pohon kelapa sampai mati akan terus berbuah dan berbuah, supaya mendatangkan manfaat bagi manusia. Setelah matipun pohon kelapa masih banyak menghasilkan manfaat bagi manusia – batangnya sebagai jembatan, kayu api dan sebagainya.
Begitulah semestinya sikap hidup yang harus dimiliki setiap manusia, khususnya seorang mukmin. Selagi hidup dan sesudah mati semestinya selalu berguna dan mendatangkan manfaat bagi orang lain dan lingkungan. 


2. Pelajaran Kedua 
Pohon kelapa adalah jenis tumbuhan yang tidak banyak menuntut dan menyusahkan pemiliknya. Pohon kelapa ketika tumbuh tidak meminta dipupuk, racun hama dan perawatan laiannya. Ia cukup diletakan di dalam sebuah lobang, lalu dibiarkan tanpa pupuk dan racun hama, ia akan tetap tumbuh dan berbuah. Bandingkan, jika kita menanam tanaman lain, seperti kacang panjang, cabe, tomat, bawang dan sebagainya yang sangat memberatkan sang pemilik, karena mesti dipupuk, diberi racun hama, kemudian perhatian yang maksimal. Selanjutnya, pohon kelapa tidak pernah menyusahkan pemiliknya. Sampahnya besar-besar ukurannya dan bisa dijadikan kayu api atau untuk obor penerangan di malam hari.
Begitulah hendaknya pola hidup seorang muslim. Janganlah hendaknya terlalu banyak menuntut, mengharap apalagi menyusahkan orang lain. Sebab, jika seseorang banyak menunut dan meminta, maka orang lain akan menyimpan banyak harapan kepadanya. Jika dia kemudian hari memberi, orang lain tidak terlalu hormat dan bangga, karena memang sudah semestinya dia memberi karena telah banyak menuntut selama ini. Akan tetapi, jika dia kemudian hari tidak bisa memberi dan memenuhi harapan tempat ia meminta, biasanya orang lain akan kecewa kepadanya.

3. Pelajaran Ketiga
Pohon kelapa adalah tanaman yang multi guna. Semua yang ada padanya adalah berguna dan bisa dimanfaatkan. Mulai dari akar, batang, daun, buah, nira, sabut, batok.
Begitulah semestinya kehidupan seorang muslim. Hendaklah apapun yang keluar dari dirinya, baik perkataan, sikap, prilaku mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi orang lain.

4. Pelajaran Keempat
an berbuah jika ditanam di tanah yang basah dan berair, namun juga bisa tumbuh dan berbuah jika ditanam ditanah yang kering dan gersang sekalipun.
Begitulah hendaknya sikap hidup yang mesti dimiliki setiap muslim. Kondisi dan keadaan tidak boleh mendikte kehidupan mereka. Seorang muslim akan bisa baik dan berbuat kebaikan jika tinggal di tempat dan lingkungan yang baik, namun juga bisa baik dan berbuat baik sekalipun tinggal di tempat yang buruk dan lingkungan yang buruk. Seringklai manusia “mengkambinghitamkan” situasi dan kondisi” di sekitar mereka jika tidak mampu berbuat baik atau mempersembahkan yang terbiak. Hal itu semestinya tidak perlu terjadi.

5. Pelajaran kelima
Bagian tua dari pohon kelapa berada di bawah. Batang yang paling tua di bawah, pelepah dan daun tua juga paling bawah dibanding pelepah dan daun yang lebih muda. Demikian juga semestinya muslim yang tua tak usah lagi di atas - apalagi harus maksa untuk jadi orang atas (baca: beli, sogok, money politic segala). Mana kaki sudah ngilu-ngilu, ambien, rambut udah putih semua atau pada gundul. Kalau ikut kelapa akan jauh lebih baik. Beri kesempatan daun muda, pelepah muda

6. Plejaran Keenam
Kelapa sangat arif dengan takdir. Kalau putik (mumbang, bahasa Lahat Sumsel) harus jatuh dia ok ok saja. Apalagi buah yang sudah tua. Demikian juga dengan muslim semuanya harus siap untuk mati, mudah dan tua sama saja. Kalau sudah diputuskan oleh Sang Pemilik untuk jatuh maka siapa yang bisa menghalangi? Maka keluar pepatah: mumbang jatuh, kelapa jatuh.

7. Pelajaran Ketujuh
Kelapa jujur dan tahu diri. Kalau ada bangunan yang menghalanginya tumbuh dia akan tumbuh miring, tidak memaksakan kehendak untuk tetap tegak lurus. Mengalah untuk menang. Selain itu kalau daunnya sudah tua, dia tidak mintak untuk diganti warna. Demikian juga seorang muslim yang sudah tua seharusnya ikut prilaku kelapa. Daun yang seumpa rambut pada manusia kalau sudah ganti warna mengapa harus repot-repot untuk dicat segala, kan susah membedakannya dengan orang muda. Alangkah indahnya jika ikut pohon kelapa - ikhlas. kelapa akan tumbuh menggambarkan keadaan habitatnya - kurus kalau tanahnya gersang, besar dan rimbun kalau tanahnya subur dan sesuai untuk kelapa. Dia tidak akan sogok menyogok untuk merubah kondisi dan keadaannya. Harusnya seorang muslim bersikap bijak seperti pohon kelapa.

8. Pelajaran Kedelapan
Pohon kelapa tidak mengapa dibakar - batangnya, tanah di sekitarnya dan diasap dengan asap yang banyak. Sepatutnya setiap pribadi muslim tahan dibakar, dizalimi, dicaci, difitnah dan dicelah…Begitulah yang dialami oleh nabi Ibrahim as, nabi yusuf as dan nabi Muhammad saw. Muslim sejati sama dengan kelapa. Kelapa semakin sering dibakar semakin baik pertumbuhannya, sehat dan berbuah yang lebat. Tanah dan sampah yang dibakar di bawah kelapa akan dianggap kelapa sebagai pupuk yang menyuburkan tanaman tersebut. Jangan seperti sebagian manusia kalau dibakar dia tidak tahan dan membalas, lalu ikut membalas mereka yang membakar itu. Bahkan balasannya jauh lebih dahsyat lagi.


sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/11/mengapa-kita-tidak-belajar-dengan-pohon-kelapa/


You Might Also Like

0 komentar

teman

QUOTE OF THE DAY

Jatuh untuk bangkit