Riwayat Hidup Nabi Muhammad Sebelum Masa Kerasulan

20.36.00

Nabi Muhammad Sollallahu ‘alaihi wasallam adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi Muhammad lahir dari keluarga yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya bernama Aminah binti Qahab dari Bani Zuhrah. Tahun kelahiran Nabi dikenal dengan nama Tahun Gajah, karena pada waktu itu pasukan raja Abrahah gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerbu Makkah untuk menghancukan ka’bah.

Nabi Muhammad lahir dalam keadaan yatim, Ayahnya meninggal setelah tiga bulan menikahi aminah. Kemudian ia diserahkan kepada Ibu asuh yaitu Halimah Sa’diyah yang diasuh selama empat tahun, kemudian diasuh oleh aminah selama dua tahun. Usia 6 tahun Nabi Muhammad menjadi yatim piatu. Sepeninggal ibunya, ia diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Dua tahun kemudian kakeknya meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab berpindah ke pamannya yakni Abu Thalib.

Di usia muda, Nabi Muhammad adalah seorang penggembala kambing. Melalui kegiatan ini Nabi sering merenung. Pemikiran dan perenungan ini membuatnya jauh dari segala pemikiran hawa nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya, karena itu sejak muda ia dijuluki al-amin (orang yang terpercaya).

Pada usia 12 tahun pertama kali, Muhammad ikut kafilah dagang ke Syiria (Syam) yang dipimpin oleh Abu Thalib. Dalam perjalanan di Bushra (selatan Syiria), ia bertemu dengan pendeta Kristen bernama Bukhaira. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad. di usia 25, Nabi Muhammad berangkat ke syiria membawa barang dagangan Khadijah. Dalam perdagangan ini Nabi Muhammad memperoleh laba yang besar, Khadijah kemudian melamarnya dan menikah. Saat itu usia Muhammad 25 sedangkan Khadijah 40 tahun. Khadijah adalah wanita pertama yang masuk islam dan banyak membantu nabi dalam menyebarkan Islam. Dalam pernikahannya, Nabi dikaruniai enam orang anak, dua putra dan empat putri (Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah). Kedua putranya meninggal waktu kecil. Nabi Muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah meninggal di usia 50 tahun.


Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Nabi Muhammad terjadi pada saat usia 35 tahun. Waktu itu bangunan ka’bah rusak berat. Perbaikan ka’bah dilakukan ssecara gotog royong. Para penduduk mekah membantu pekerjaan itu dengan sukarela. Terjadilah perselisihan diantara pemimpin kaum Quraisy untuk meletakkan hajar Aswad di tempatnya semula. Setiap suku merasa berhak melakukan tugas terakhir dan terhormat itu. Namun akhirnya mereka sepakat bahwa orang yang pertama masuk ke ka’bah melalui pintu Shafa akan dijadikan hakim untuk memutuskan perkara tersebut. Orang tersbut adalah Nabi Muhammad kemudian ditunjuk sebagai hakim. Nabi membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-tengah. Lalu beliau meminta seluruh kepala suku untuk memegang tepi kain dan mengangkatnya bersama-sama. Setelah sampai pada ketinggian tertentu, Nabi meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Dengan demikian ada pelajaran yang dapat kita ambil, perselisihan dapat diselesaikan dengan bijaksana dan semua kepala suku merasa puas dengan penyelesaian seperti itu. 

sumber : buku Sejarah Peradaban Islam (Dr. Badri Yatim, M.A)

You Might Also Like

0 komentar

teman

QUOTE OF THE DAY

Jatuh untuk bangkit